nusakini.com - Jakarta - Pada debat pilpres ketiga, Minggu (17/3/2019), Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno menyinggung soal Bu Nis warga asal Sragen yang tidak di cover BPJS Kesehatan. Sandiaga menyebut 'Bu Nis' sebagai 'Bu Lis'.

"Kisah yang dihadapi Ibu Lis di mana program pengobatannya harus terhenti karena tidak di-cover oleh BPJS itu tidak boleh lagi kita tolerir Indonesia. Apalagi akan menjadi negara-negara yang ekonominya nomor lima terbesar di dunia di 2045," tutur Sandiaga.

Menanggapinya, BPJS Kesehatan Cabang Surakarta memberikan klarifikasi atas cerita yang disampaikan Sandiaga.

• Wawancara Eksklusif CJS: Dr. H. Abdul Rahman Bando SP SMi: Warga Makassar Pemilih Cerdas, Tidak Terpengaruh Money Politik
• Sidang Perdana MPK vs Presiden RI Digelar. Rp1,4T Jadi Nilai Gugatan
• Jelang Pilgub Sulsel, Hasrullah: Kita Butuh Pemimpin yang Punya Gagasan, Visi yang Original
• Ini yang Dilakukan Anies Usai Gagal di Pilpres
• 9 Kader Terbaik NU Siap Maju dalam Pemilihan Calon Walikota Makassar

"Kami sudah melakukan pengecekan data dan berkoordinasi dengan peserta maupun pihak rumah sakit. Hasilnya, Ibu Nis mendapatkan haknya sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS)," kata Kepala BPJS Kesehatan Cabang Surakarta Bimantoro dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/3/2019).

Bimantoro menjelaskan Bu Nis, yang mempunyai nama lengkap Niswatin, terdaftar sebagai peserta JKN-KIS sejak 2015. Pada Maret 2018, dia didiagnosis oleh dokter, berdasarkan pemeriksaan, menderita penyakit kanker payudara grade 2 non-metastasis. Sejak itu Niswatin menjalani pengobatan secara rutin. Dia menjalani kemoterapi gelombang pertama sebanyak tujuh kali hingga Oktober 2018.

"Sesuai indikasi medis dan restriksi Formularium Nasional, pasien belum dapat diresepkan obat Herceptin karena obat ini untuk penderita kanker payudara metastasis dengan pemeriksaan HER2 positif, sementara Niswatin masih belum ke arah itu," jelasnya.

Bimantoro menuturkan, berdasarkan konfirmasi dengan pihak RS dr Soehadi Pridjonegoro, Sragen, Bu Nis saat ini sudah selesai menjalani pemeriksaan kemoterapi. Namun harus tetap menjalani pengobatan rutin dan dalam pemantauan dokter. 

"Kami sudah bertemu dengan pasien dan persoalan ini sudah diselesaikan dengan baik. Terima kasih kepada pihak yang memberikan masukan untuk penyelenggaraan Program JKN-KIS yang lebih baik," terang Bimantoro. (s/ma)